Selasa, 24 Agustus 2010

Singapore Airlines Bantu Pelestarian Hutan Tropis

Sumber :
http://www.tribunnews.com/2010/08/23/singapore-airlines-bantu-pelestarian-hutan-tropis


RIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Singapore Airlines menyumbang dana sebesar 3 juta dolar AS pada keterlibatan utama pertamanya dalam proyek lingkungan berskala besar dengan manfaat jangka panjang dan berkesinambungan bagi lingkungan global.

Dana yang disumbangkan oleh Singapore Airlines akan digunakan untuk mendukung Prakarsa Harapan Rainforest (Harapan Rainforest Initiative), yang merupakan kerja sama unik antara organisasi-organisasi non-pemerintah internasional termasuk BirdLife International dan Burung Indonesia (mitra BirdLife di Indonesia).

Perwakilan dari Singapore Airlines, BirdLife International dan Yayasan KEHI telah membuat kesepakatan melalui sebuah acara penandatanganan di Singapura pada akhir minggu lalu. Yayasan KEHI merupakan sebuah yayasan nirlaba dari Indonesia yang ditunjuk oleh konsorsium BirdLife untuk mengelola pelaksanaan program tersebut.

Berada di antara Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan, Prakarsa Harapan Rainforest meliputi kawasan seluas hampir 100.000 hektar hutan – sebuah daerah dengan luas wilayah satu setengah kali dari Singapura.

Pemerintah Indonesia baru-baru ini memberi lisensi konsesi hutan untuk Prakarsa Harapan Rainforest kepada konsorsium BirdLife berdasarkan peraturan terbaru yang memungkinkan hutan, yang pada awalnya diperuntukkan bagi industri penebangan hutan atau perkebunan, untuk dikelola sebagai wilayah konservasi dan pemulihan hutan dalam jangka panjang.

Prakarsa Harapan Rainforest merupakan salah satu inisiatif perlindungan hutan dan pemulihan konsesi pertama di dunia untuk jenis ini, dengan lisensi yang diberikan selama hampir 100 tahun

Kontribusi Singapore Airlines terhadap perlindungan dan pemulihan hutan di salah satu hutan tropis dataran rendah paling luas yang masih tersisa di Indonesia mencerminkan keyakinan yang kuat bahwa usaha-usaha penyelamatan lingkungan harus fokus untuk membuat perbedaan langsung dan nyata bagi kesejahteraan bumi kita, serta mempertahankan lingkungan yang kita tinggali bersama bagi generasi mendatang.

"Singapore Airlines sangat bangga dan gembira menjadi mitra eksklusif dari perusahaan penerbangan untuk Prakarsa Harapan Rainforest, sebuah program yang akan memberikan manfaat nyata di bidang lingkungan bukan hanya bagi Indonesia, tetapi juga seluruh masyarakat internasional. Dukungan kami akan berlangsung dalam jangka panjang dan dalam waktu dekat ini kami berharap para pelanggan dan staf kami akan mulai terlibat dalam program ini," ujar Bey Soo Khiang, Senior Executive Vice-President Marketing and Corporate Services, Singapore Airlines.

Birdlife International adalah organisasi kemitraan konservasi alam nasional terbesar di dunia. Nature Society (Singapura) merupakan Mitra BirdLife di Singapura.

Tanaman Jabon, Selamatkan Lingkungan Sejahterakan Petani

SEKILAS TENTANG JABON
Jabon (Anthocephalus cadamba) Merupakan salah satu jenis kayu yang pertumbuhannya sangat cepat dan dapat tumbuh subur di hutan tropis dengan ketinggian 0 – 1000 m dpl

Saat ini Jabon menjadi andalan industri perkayuan, termasuk kayu lapis, karena Jabon memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan tanaman kayu lainnya termasuk sengon/albasia. Dari hasil uji coba yang telah dilakukan, keunggulan tanaman jabon dapat diuraikan dari beberapa sisi, diantaranya adalah:
  1. Diameter batang dapat tumbuh berkisar 10 cm/th
  2. Masa produksi jabon yang singkat – hanya 4 – 5 tahun
  3. Berbatang silinder dengan tingkat kelurusan yang sangat bagus
  4. Tidak memerlukan pemangkasan karena pada masa pertumbuhan cabang akan rontok sendiri (self purning)
PERTUMBUHAN
Pertumbuhan sangat cepat dibandingkan dengan kayu keras lainnya termasuk bila dibandingkan dengan sengon (albasia), Jabon tergolong tumbuhan pionir sebagaimana sengon. Ia dapat tumbuh di tanah liat, tanah lempung podsolik cokelat, atau tanah berbatu. Sejauh ini jabon bebas serangan hama dan penyakit, termasuk karat tumor yang kini banyak menyerang sengon.

BATANG
Ciri dan karakteristik batang jabon adalah : Permukaan kayu licin serta arah tegak lurus, berwarna putih kekuningan mirip meranti kuning, batang mudah dikupas, dikeringkan, direkatkan, bebas dari cacat mata kayu dan susutnya rendah.

PENANAMAN DAN PERAWATAN
Jabon merupakan tanaman yang mudah tumbuh dan berkembang tidak memerlukan banyak perlakuan khusus dalam budidayanya.

PEMASARAN
Karena jenis kayunya yang berwarna putih agak kekuningan dan tanpa terlihat seratnya, maka kayu jabon sangat dibutuhkan oleh industri kayu lapis (plywood), industri meubel, pulp, produsen peti buah, mainan anak-anak, korek api, Alas sepatu, Papan, Tripleks. Hal inilah yang menyebabkan pemasaran kayu jabon sama sekali tidak mengalami kesulitan.

NILAI EKONOMI
Budidaya tanaman jabon akan memberikan keuntungan yang sangat menggiurkan apabila dikerjakan secara serius dan benar. Perkiraan dalam 4 – 5 tahun mendatang, diperoleh dari penjualan 625 pohon berumur 4 – 5 tahun sebanyak 800 – 1.000 m3 per ha. Prediksi harga jabon pada 5 tahun mendatang Rp1,2-juta/m3. Dengan harga jual Rp1,2-juta per m3 dan produksi 800 m3, maka omzet dari penanaman jabon mencapai Rp960-juta per ha. Saat ini harga per m3 jabon berumur 4 tahun mencapai Rp716.000; umur 5 tahun, Rp837.000. Andai harga jabon tak terkerek naik alias Rp716.000 per m3, maka omzet dari budidaya jabon ‘hanya’ Rp572.800.000.

PELUANG INVESTASI
Menanam jabon bagaikan menanam emas, sebab kebutuhan kayu akan terus meninggi, karena saat ini pemerintah melarang penggunaan kayu bulat hasil tebangan hutan alam, akibatnya banyak industri tutup akibat kekurangan pasokan kayu, jadi pada masa mendatang, harga kayu jabon akan semakin meningkat terus

SUMBER : Majalah Trubus. 

Kamis, 19 Agustus 2010

CSR, Membangun Sinergi Perusahaan dan Masyarakat

Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan saat ini kerap kita dengar, walaupun definisinya sendiri masih menjadi perdebatan di antara para praktisi maupun akademisi. Sebagai sebuah konsep yang berasal dari luar, tantangan utamanya memang adalah memberikan pemaknaan yang sesuai dengan konteks Indonesia.

Penerapan konsep CSR bagi masyarakat yang menjadi kewajiban perusahaan harus berkelanjutan, tak lagi hanya insidental. Selama ini CSR memang bersifat sukarela, sehingga penerapannya pun bebas tafsir berdasarkan kepentingan masing-masing. Yang lebih banyak terjadi selama ini perusahaan menjalankan konsep CSR dengan memberikan bantuan yang bersifat sesaat dan terputus saat itu juga, misalnya kita masih menemukan program CSR untuk memberi sumbangan, santunan, bantuan sembako dan sebagainya. Ini bukan inti dari konsep CSR yang harusnya berkelanjutan.

Selain itu masih banyak perusahaan yang tidak mau menjalankan program-program CSR karena melihat hal tersebut hanya sebagai pengeluaran biaya (cost center) padahal kalau konsep CSR ini mampu dikelola dengan sungguh-sungguh tentu akan banyak memberikan manfaat bagi masyarakat dan juga dengan sendirinya mampu meningkatkan pendapatan dan keberadaan perusahaan untuk lebih bisa diterima masyarakat.

Rabu, 18 Agustus 2010

Selamatkan Bumi, Segeralah Mulai Menanam

Kerusakan ekosistem hutan telah memberikan dampak pada konservasi lahan maupun kelangkaan sumber air/mata air. Kecenderungan ini telah tampak dari indikator menurunnya kualitas lingkungan hidup karena tekanan penduduk maupun bencana alam, dan pemanfaatan berlebihan sumber daya alam yang melampaui daya dukung lingkungannya. Kasus pembalakan hutan secara liar, erosi dan longsor, rusaknya habitat biota, menurunnya biodiversitas, banjir dan kekeringan, berubahnya iklim, kebakaran hutan, masalah dampak sosial ekonomi akibat eksploitasi dan sebagainya, telah menjadikan masalah laten yang memerlukan pendekatan holistik dan bertahap guna menyelesaikan atau menangani masalah ini.

Gubernur Jawa Timur (Jatim) Soekarwo menilai kondisi mata air di daerah itu sudah cukup kritis, sehingga diperlukan upaya penyelamatan terhadap yang masih tersisa.

“Dari laporan yang saya dapat, seperti di sumber mata air Brantas, dari 117 mata air yang ada, kini tersisa 53 sumber. Bahkan, ketika musim kemarau datang, sumber air hanya tersisa tiga,” ujar Soekarwo ketika berada di Kabupaten Malang dalam rangkaian peringatan Hari Lingkungan Hidup, Senin (26/7/2010).

Kondisi semacam itu ternyata tidak hanya terjadi di kawasan sepanjang DAS Brantas karena faktanya hal yang sama juga terjadi di Bojonegoro yang merupakan kawasan DAS Solo sebagaimana disampaikan Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) setempat bahwa tahun ini tercatat ada 12.232 hektar lahan kritis. Diantaranya di Kecamatan Ngasem dengan luas hampir 1.992 hektar, Kedungadem tercatat 1.690 hektare, dan Kalitidu seluas 1.296 hektare. Sementara itu berdasar data dari Dinas Kehutanan Jawa Timur pada tahun  2007 saja lahan kritis di Jawa Timur sudah mencapai 800 hektar, 200 hektar berada di kawasan hutan sementara sisanya 600 hektar berada di luar kawasan hutan. Tentu kondisi ini sangat menghawatirkan.

Pemerintah dengan kekuasaannya telah mencoba menyelesaikan masalah ini, beragam program dibuat sebut saja misalnya Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GERHAN), program yang berpijak pada Peraturan Menteri Kehutanan No. P.33/menhutV/2005 ini sebenarnya telah melalui proses perencanaan yang begitu panjang dan melelahkan serta melibatkan berbagai pihak terutama dalam hal kajian dan penyiapan dokumen tapi toh itu semua belum berdampak signifikan untuk mengurangi luas lahan kritis di Negeri ini.

Diperlukan keterlibatan semua pihak untuk menyelamatkan lingkungan, mulai dari pemerintah pusat, daerah bahkan juga aparat desa dan yang paling penting dari semua itu adalah bagaimana membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya menyelamatkan dan menjaga lingkungan agar masyarakat juga memiliki kesadaran dan mau terlibat bersama.

Merujuk pesan syair lagu Iwan Fals : Andai esok kiamat tiba, Tanam pohon jangan ditunda, Terus tanam jangan berhenti....

Mulailah menanam pohon untuk selamatkan bumi...!!